Merosotnya Standar Nilai Tukar Rupiah, Sri Mulyani Sebut Sistem Keuangan Tetap Terjaga

0

Jakarta, Teritorial.Com – Ditengah instablitas nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika yang justru mengalami degradasi sejak satu semester terakhir, mengejutkan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyimpulkan bahwa stabilitas sistem keuangan tetap terjaga di tengah meningkatnya tekanan global pada triwulan II/2018.

KSSK memandang bahwa kondisi fundamental serta stabilitas perekonomian dan sistem keuangan masih terjaga walaupun di nilai tukar Rupiah telah menyentuh ambang basat terendah terhadap Dolar Amerika. Hal tersebu terjaga lantaran Likuiditas sistem keuangan dianggap sejauh ini masih mencukupi.

Disebutkan pula bahwa cadangan devisa masih memadai, tingkat defisit APBN yang terkendali dan surplus keseimbangan primer. Ditambah kinerja perbankan yang membaik, sebagaimana tercermin dari peningkatan pertumbuhan kredit dengan tingkat risiko kredit yang terkendali, serta permodalan dan likuiditas perbankan yang kuat.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, KSSK mencermati adanya tekanan pada nilai tukar dan SBN terutama yang berasal dari ekspektasi lanjutan kenaikan Fed Funds Rate dan sentimen dari perang dagang antara pemerintah Amerika Serikat (AS) dan mitra dagang utamanya.

“Dari sisi domestik, menjaga keseimbangan antara defisit transaksi berjalan dan pertumbuhan ekonomi, serta mengantisipasi perkembangan kondisi politik,” ujarnya di Jakarta, Selasa (31/7/2018).

Sri Mulyani memaparkan, di bidang fiskal, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus meningkatkan kinerja APBN baik dari sisi pendapatan negara, belanja negara maupun pembiayaan anggaran. Hingga semester I/2018, pendapatan negara dan hibah mencapai 44% dari target APBN 2018, lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 41,5%.

“Capaian tersebut ditopang oleh penerimaan perpajakan yang tumbuh 14% year on year (yoy) dibandingkan semester I/2017. Sementara itu, realisasi belanja negara mencapai 42,5% dari target APBN 2018, lebih tinggi dibandingkan 41,9% pada periode yang sama tahun 2017,” paparnya.

Sementara kualitas belanja akan difokuskan untuk menjaga momentum pertumbuhan dan memperkuat pondasi ekonomi. Defisit anggaran tercatat sebesar 0,74% terhadap PDB, lebih rendah dibandingkan defisit sebesar 1,29% terhadap PDB pada tahun sebelumnya.

Share.

Comments are closed.