Gelar Seminar Internasional, Danseskoal: Keamanan Maritim Selat Malaka Kunci Keberhasilan Blue Economy

0

Jakarta, Teritorial.Com – Fokus terhadap aspek strategis dari wilayah perairan Selat Malaka bagi keamanan dan ekonomi. Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) mengelar seminar internasional bertajuk “Human Security to Support Global Economy” yang kemudian dibedah dengan mengusung tema “Konsep Kerja Sama Antar Negara Pengguna Selat Malaka Guna Mempertahankan Stabilitas Keamanan Pelayanan Dalam Rangka Mendukung Perekonomian Dunia”.

Dalam seminar internasional yang dihadiri oleh seluruh Perwira Siswa. (Pasis) Seskoal tersebut, Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal) Laksda TNI Dr. Ammarulla Octavian S.T., M.Sc., D.E.S.D Dalam sambutanya menekankan bahwa Selat Malaka memiliki peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan eknomi dunia baik sebagai Sea Lane of Trade (SLOT) maupun Sea Lane Of Communication  (SLOC). 

Selain aspek strategis, Danseskoal juga memberikan pengamatan dan perhatian lebih terhadap masalah keselamatan pelayaran di wilayah Selat Malaka. “Dimana tidak memutup kemungkinan bahwa Selat Malaka juga menyimpan banyak resiko bagi keselamatan pelayaran jika tidak diperhatikan secara baik, untuk itulah Angkatan Laut juga harus memberikan perhatian lebih terkait polusi laut, kecelakaan, grounding, hingga ancaman keamanan non-tradisional seperti perampokan, terorisme maritim, narkotika, illegal fishing, dan konflik trans nasional,” tegas Danseskoal.

Dalam beberapa konferensi dan pertemuan internasional para stakeholders keamanan di Laut, Laksda Octavian menggarisbawahi berbagai bentuk ancaman terhadap stabilitas keamanan di laut tersebut menjadi kendala utama bagi pengembangan aktualisasi konsep blue economy. “Hal tersebut seiring dengan kebutuhan minyak negara-negara Asia secara otomatis berdampak pada peningkatan volume perdagangan dan arus jumlah kapal yang melintasi Selat Malaka,” ungkap Laksda Octavian.

“Dengan perkiraan rata-rata sebesar 3%/tahun maka kebutuhan minyak negara-negara di Asia termasuk beberapa negara industri utama seperti China, Jepang, Korea Selatan menyentuh angka 30juta Barel/hari pada tahun 2025 kelak. Jumlah tersebut sudah termasuk sejumlah negara ASEAN lainnya. Selain itu dari segi jumlah kapal tentunya akan meningkat drastis dimana diperkirakan lebih dari 32.415 kapal melintasi Selat Malaka tiap tahunnya. Dapat dipastikan bahwa tren tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kompleksitas permasalahan di selat Malaka di masa depan khususnya terkait keselamatan pelayaran,” tambahnya.

Dalam keterangan lanjutan, Perwira Tinggi lulusan Akademi Angkatan Laut  (AAL) tahun 1988 tersebut juga menuntut akan perkembangan pemahaman dan kemampuan intelektualitas para Pasis terkait tantangan di masa depan dengan merujuk pada sejumlah fenomena global sebagaimana yang marak saat ini dibicarakan terkain ancaman non-tradisional dan sisi gelap dari globalisasi. Paradigma yang dibangun adalah tentang bagaimana secara cepat merespon dan menciptakan hambatan yang konstruktif terlebih globalisasj saat ini telah menyajikan kemudahan dan perluasan akses bagi pergerakan jasa, barang hingga manusia dimana batas-batas fisik dan non-fisik antar negara sudah tidak lagi menjadi hambatan utama.

Share.

Comments are closed.