Erdogan Menyatakan Siap Hadapi Amerika Jika Mendalangi Kudeta Ekonomi di Turki

0

Ankara, Teritorial.Com – Tidak takut dengan berbagai ancaman Amerika Serikat yang dilontarkan kepadanya, Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan malah berbalik memperingatkan konsekuensi jangka panjang jika negara Adidaya tersebut terus tidak menghargai kedaulatan Ankara di tengah memburuknya hubungan bilateral.

Berbicara di Kongres Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) yang berkuasa di Ankara, Presiden Recep Tayyip Erdogan secara khusus menyebut ada yang mengancam Turki dengan ekonomi, sanksi, nilai tukar, bunga dan inflasi. Hal tersebut dilakukan oleh AS untuk menekan laju perekonomian Turki yang dianggap mengancam oleh sejumlah negara-negara Eropa koalisi AS.

Pernyataan itu muncul dengan jelas merujuk ke AS di tengah perselisihan mengenai sanksi yang dijatuhkan oleh Washington sehubungan dengan penahanan pastor Amerika, Andrew Brunson. “Kami mengatakan kepada mereka: kami telah melihat permainan Anda, dan kami menantang Anda. Kami tidak dan tidak akan menyerah kepada mereka yang bertindak seperti mitra strategis tetapi menjadikan kami target strategis,” Erdogan menggarisbawahi seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (18/8/2018).

Ia bersikeras bahwa menggunakan nilai tukar, AS mencoba untuk mengadakan kudeta ekonomi di Turki dan menjeratnya. Erdogan terus berupaya mencari jalan keluar dari jebakan ekonomi yang dilakukan oleh presiden AS Donald Trump melalui nilai tukar Dollar. Bahkan dalam beberapa kesempatan sebelumnya Erdogan tidak tanggung-tanggung “Turki punya Allah SWT”.

Erdogan, menambahkan bahwa Turki tidak akan pernah tunduk di hadapan mereka yang mengatur tatanan mereka sendiri dengan mengeksploitasi dunia. Sebelumnya, Presiden Turki mengumumkan bahwa negaranya akan memboikot barang elektronik AS dan blokade ekonomi, yang dihadapi negaranya, sebenarnya merupakan kelanjutan dari upaya kudeta pada Juli 2016. Menurutnya, tidak ada alasan ekonomi di balik devaluasi lira Turki baru-baru ini.

“Apa yang terjadi pada lira tidak ada hubungannya dengan ekonomi dan krisis yang kita hadapi sebelumnya. Ekonomi kita sehat, ia berdiri dan akan berdiri teguh. Nilai tukar akan kembali ke indikator yang wajar dalam waktu dekat,” ujarnya.

Pernyataannya datang setelah Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak mengatakan awal pekan ini bahwa Ankara siap untuk meluncurkan rencana aksi untuk menanggapi rekor penurunan nilai lira Turki di tengah krisis yang sedang berlangsung dalam hubungan Turki-AS. Erdogan berbicara setelah Presiden AS Donald Trump mentweet bahwa ia telah mengesahkan dua kali lipat tarif pada impor baja dan aluminium dari Turki. Trump juga memuji dolar yang sangat kuat dengan latar belakang runtuhnya lira Turki.

Nilai tukar lira anjlok lebih dari 16 persen terhadap dolar AS, mencapai titik terendah sepanjang waktu setelah pengumuman Trump. Washington sebelumnya memberlakukan sanksi terhadap Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gul dan Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu karena dianggap turut serta dalam penahanan pastor AS, Andrew Brunson, yang dicurigai terkait dengan gerakan Fethullah Gulen.

Gulen pada gilirannya dituduh mendalangi kudeta militer 2016 yang gagal di Turki. Dengan Washington mengklaim bahwa Brunson dipenjara secara tidak sah, Ankara bersumpah untuk membekukan aset Menteri Kehakiman dan Dalam Negeri AS di Turki sebagai pembalasan atas sanksi.

Share.

Comments are closed.