Gagal Trump Bertemu Kim Jong-un, Upaya Damai Utara-Selatan Berakhir Ilusi ?

0

Washington D.C, Teritorial.com – Gembar-gembor rencana pertemuan bersejarah antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un akhirnya dinyatakan batal lantaran tidak memenuhi kesepakatan antar kedua belah pihak soal senjatan nuklir.

Kegagalan tersebut tentunya menjadi pertanya soal kelanjutan upaya damai utara dengan selatan, dimana sebelumnya Kim Jong-un dan Moon Jae-in  terlihat akrab saat melakukan pertemuan bilateral dua negara sekaligus meninjau keamanan di lintas perbatasan dua negara. Dengan gagalnya pertemuan antara Korut dan Amerika tidak lain juga berbuntut pada kegagalan proses upaya damai di semenanjung Korea.

Sebelumnya beredar bahwa Korut menolak lantaran Amerika dan Korsel menggelar latihan perang bersama. Ketakutan tersebut dibalas Kim dengan kembali menyuarakan permusuhan terbuka dan mengancam AS lewat pertarungan nuklir lawan nuklir.

“Saya sangat menantikan untuk berada di sana bersama Anda. Sayangnya, berdasarkan kemarahan yang luar biasa dan permusuhan terbuka yang ditampilkan dalam pernyataan terbaru Anda, saya merasa tidak pantas, pada saat ini, untuk memiliki pertemuan yang direncanakan lama ini,” bunyi surat Trump dilansir dari Routers, Jumat (25/5/2018).

Surat dikirim ke Pyongyang beberapa jam setelah Korea Utara meledakkan situs uji coba nuklir di Punggye-ri. Pembongkaran situs uji coba senjata pemusnah massal itu disaksikan oleh sekelompok wartawan asing, dan dianggap isyarat niat baik dari Kim Jong-un menjelang pertemuan dengan Trump yang telah direncanakan.

Kendati menyesalkan hilangnya kesempatan bersejarah, Trump tetap berterima kasih kepada Kim karena telah melepaskan tiga sandera Amerika. Dia memuji langkah pemimpin muda Pyongyang itu sebagai “gerakan yang bagus”.

Wakil Menteri Korea Utara Choe Son-hui mengatakan sebelumnya pada hari Kamis bahwa Pyongyang akan membatalkan pertemuan yang akan berlangsung di Singapura pada 12 Juni, jika Washington terus melakukan tindakan yang melanggar hukum dan keterlaluan.

Tindakan melanggar hukum yang dimaksud Choe adalah latihan perang gabungan yang dilakukan oleh AS dan Korea Selatan awal bulan ini. Korea Utara memandang latihan tahunan ini sebagai provokasi yang disengaja dan merupakan latihan untuk menginvasi Pyongyang.

Choe juga mempersoalkan komentar Wakil Presiden AS Mike Pence yang mengatakan awal pekan ini bahwa Korea Utara bisa berakhir seperti Libya jika Kim tidak membuat kesepakatan. Bagi Pyongyang komentar Pence dianggap sudah kurang ajar, bodoh dan dungu. (SON)

Share.

Comments are closed.