Geger Peta Baru Tiongkok Caplok Wilayah, India Didesak Serang China

0

New Delhi, Teritorial.com – Pemerintah China telah merilis peta baru yang mencaplok wilayah yang disengketakan dengan India. Peta itu juga mencakup klaim Beijing yang meluas atas wilayah Laut China Selatan.

Tidak terima dengan peta baru tersebut, politisi Parlemen India mendesak militer negaranya untuk meluncurkan “serangan bedah” terhadap China sebagai respons.

Peta baru, yang disebut China sebagai “Peta Standar”, dirilis pada hari Senin oleh Kementerian Sumber Daya Alam. Peta tersebut mencakup wilayah Arunachal Pradesh dan Aksai Chin sebagai bagian dari China, bersama dengan Taiwan. Itu juga mencakup kedaulatan China atas sebagian besar Laut China Selatan yang diperebutkan oleh sejumlah negara tetangga.

China dan India telah berselisih kedaulatan atas sejumlah wilayah di sepanjang perbatasan mereka, yang telah memicu insiden kekerasan selama beberapa tahun terakhir.

Dua puluh personel penjaga perbatasan India dan setidaknya empat tentara China tewas pada Juni 2020 dalam baku tembak di Lembah Galwan, sementara beberapa tentara terluka ketika kedua belah pihak bentrok di wilayah Tawang di Arunachal Pradesh pada Desember lalu.

Setelah peta baru tersebut dirilis, Sanjay Raut, yang memimpin partai regionalis Marathi Shiv Sena (UBT) dan mewakili partai di Parlemen India, menuntut respons tegas militer.

“Perdana Menteri Narendra Modi baru-baru ini menghadiri KTT BRICS dan menyapa Presiden China Xi Jinping,” katanya.

“Setelah itu, muncullah peta China. Benar klaim Rahul Gandhi bahwa China telah memasuki Lembah Pangong di Ladakh. China mencoba memasuki Arunachal. Jika Anda (pemerintah India) punya keberanian maka lakukan serangan bedah ke China,” seru Sanjay Raut, seperti dikutip Newsweek, Rabu (30/8/2023).

Gandhi memimpin Kongres Nasional India, oposisi utama terhadap Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin Perdana Menteri Modi.
Berbicara awal bulan ini, Gandhi mengeklaim tentara China telah “mengambil alih” wilayah India di Ladakh, bertentangan dengan klaim Modi bahwa “tidak satu inci pun” tanah India telah diambil alih oleh Beijing.

Pada Kamis pekan lalu, Modi mengadakan pertemuan tatap muka yang jarang terjadi dengan Presiden China Xi Jinping selama KTT BRICS di Afrika Selatan, di mana kedua pemimpin tersebut sepakat untuk mengintensifkan upaya untuk mengurangi ketegangan di sepanjang perbatasan yang diperebutkan.

Dalam pernyataan yang dirilis keesokan harinya, Kementerian Luar Negeri China mengatakan Modi dan Xi melakukan pertukaran pandangan yang jujur dan mendalam mengenai hubungan China-India saat ini.

“Kedua belah pihak harus mengingat kepentingan keseluruhan hubungan bilateral mereka dan menangani masalah perbatasan dengan baik sehingga dapat bersama-sama menjaga perdamaian dan ketenangan di wilayah perbatasan,” bunyi pernyataan tersebut.

Peta baru China ini juga berpotensi diprotes Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei karena memasukkan wilayah-wilayah sengketa di Laut China Selatan.

Pasukan China telah membangun pangkalan di pulau-pulau sengketa, baik yang dibuat secara alami maupun buatan, dalam upaya untuk memperkuat klaim mereka.

Pada bulan Juni, media Kanada;Global News, menerbitkan sebuah video yang menunjukkan sebuah kapal perang China hampir bertabrakan dengan kapal perusak Angkatan Laut Amerika Serikat di Selat Taiwan, dan Amerika mengeklaim kapal perang tersebut “melakukan manuver dengan cara yang tidak aman”.

Dan pada bulan Mei, AS menuduh pesawat tempur J-16 China melakukan “manuver agresif yang tidak perlu” terhadap pesawat militer Amerika di Laut China Selatan.

Share.

Comments are closed.