Beberapa Peninggalan Kerajaan Majapahit yang Eksotis di Mojokerto

0

Mojokerto, Teritorial.com – Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan besar yang pernah ada di Nusantara pada Abad 13 hingga 15. Imperium Majapahit bahkan dipercaya memiliki luasan hingga wilayah Asia Tenggara. Sampai kini kerajaan yang dibangun Raden Wijaya itu masih menyisakan sejumlah peninggalan yang dipercaya memiliki kesakralan dan keeksotisan tersendiri.

Berikut adalah sejumlah peninggalan Kerajaan Majapahit yang masih ada di wilayah Mojokerto:

Candi Bajangratu terletak di Dusun Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. (Fendy Hermansyah/Jawa Pos Radar Mojokerto)

1. Candi Bajangratu

Candi ini berada di Dusun Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Nama Bajangratu disematkan oleh masyarakat yang mempercayai bangunan berupa gapura/gerbang tersebut merupakan tempat yang terkait erat dengan Raja Majapahit kedua yakni Raja Jayanegara.

Sebenarnya, bangunan tersebut bukanlah candi melainkan gapura atau gerbang. Hanya saja, masyarakat kadung menyebutnya sebagai candi. Lokasi tersebut oleh arkeolog dan sejarahwan disebut bukan tempat pendharmaan raja. Melainkan, pintu masuk atau gerbang menunju tempat yang penting pada masanya.

Area Candi Bajangratu cukup luas. Gapura/gerbang yang dikelilingi taman yang indah. Tinggi gapura mencapai 16 meter. Terdapat arsitektur gapura khas Majapahit yang terbuat dari batu bata. Pengunjung bisa mendatangi untuk mengabadikan lokasi hingga berwisata dengan keluarga.

Candi Brahu terletak di Dusun Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

2. Candi Brahu

Lokasi candi ini berada di Dusun Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi ini dipercaya bangunan sakral atau peribadatan. Seringkali masyarakat yang datang melakukan ritual atau ritus peribadatan pada waktu tertentu. Bangunan candi menjulang setinggi 20 meter.

Area candi cukup luas dengan dilengkapi taman yang luas. Candi Brahu dilekatkan dengan Prasasti Alasantan yang ditemukan tak jauh dari candi. Brahu dipercaya berasal dari kata Wanaru atau Warahu yakni sebuah bangunan suci yang disebut dalam prasasti.

Candi Tikus terletak di Dusun Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. (Fendy Hermansyah/Jawa Pos Radar Mojokerto)

3. Candi Tikus

Candi ini berada di Dusun Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Lokasinya sekitar beberapa kilometer dari Candi Bajangratu. Candinya memiliki arsitektur yang unik lantaran dipercaya sebuah perkolaman atau petirtaan. Terdapat bangunan persegi empat seluas 29,5 meter x 28,5 meter dengan bangunan kolaman di dalamnya.

Candi Tikus juga penyebutan masyarakat setempat yang menamai situs cagar budaya tersebut. Konon ketika ditemukan, lokasi itu dulunya berupa gundukan tanah yang kerap menjadi markas tikus. Ketika dibongkar, ternyata di dalam gundukan tanah terdapat sebuah petirtaan atau pemandian yang diduga kuat peninggalan Kerajaan Majapahit. Candinya dibuat dari tatanan batu bata yang indah.

Kolam Segaran: Pemandangan epik kerap tergambar di Candi Kolam Kuno Segara di Dusun/Desa/Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. (dok JPRM)

4. Candi Kolam Segaran

Kolam kuno ini disebut warga sebagai Kolam Segaran. Terletak di Dusun/Desa/Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Sesuai namanya, kolam ini memiliki luas bak lautan (segara/segoro: lautan (Bahasa Jawa)). Kolam ini dulunya juga teruruk tanah lalu pada 1974 dipugar selama 10 tahun.

Bangunan ini memiliki luas kurang lebih 6,5 hektar yang bisa menampung air. Panjangnya sekitar 375 meter membujur utara-selatan. Lebarnya mencapai 175 meter. Di sekeliling kolam diperkuat dengan tembok dinding tebal 1,60 meter dan kedalaman sekitar 2,8 meter. Belum diketahui pasti fungsi kolam ini. Tapi dipercaya dimiliki pihak keluarga kerajaan untuk menjamu tamu-tamu kenegaraan zaman dulu.

Situs Candi Tribuana Tunggadewi di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. (Fendy Hermansyah/Jawa Pos Radar Mojokerto)

5. Situs Tribuana Tunggadewi

Situs ini berada di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Kawasan cagar budaya ini sering pula disebut Situs Bre Kahuripan. Di dalamnya terdapat tinggalan dan struktur bangunan yang diperkirakan zaman Majapahit. Dua tinggalan yang fenomenal adalah sebuah yoni berukuran 191 x 184 x 121 sentimeter. Kemudian, Watuombo yakni diperkirakan sebuah arca dari batu andesit dengan ukuran 1,9 x 1,8 meter dengan tinggi 2 meter.

Kini, situs itu tengah diekskavasi oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) XI Jawa Timur. Dipercaya area situs pendharmaan Raja Ketiga Majapahit ini amat luas karena tersambung dengan Situs Klinterejo yang terletak di sebelah barat sekitar 300 meter. Tampak struktur bangunan area yoni dan sejumlah struktur bangunan lain yang mengarah pada kompleks area tempat peribadatan dan pemukiman zaman dahulu.

Pendopo Agung Trowulan terletak di Desa/Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. (Fendy Hermansyah/Jawa Pos Radar Mojokerto)

6. Pendopo Agung Trowulan

Lokasi Pendopo Agung Trowulan terletak di selatan Kolam Kuno Segaran. Di situ terdapat bangunan pendopo yang merupakan rekonstruksi/replika pendopo zaman Majapahit. Itu diperkuat melalui temuan puluhan umpak atau batu penahan tiang yang berada di sebelah pendopo. Wisatawan dapat menyaksikan langsung batu umpak yang terbuat dari batu andesit.

Pendopo yang luas memungkinkan wisatawan beristirahat dan bercengkrama bersama keluarga. Oleh pengelola, area pendopo dilengkapi sejumlah fasilitas peliharaan rusa dan merak. Juga, terdapat beberapa patung serta diorama. Di area belakang pendopo terdapat sejumlah makam kuno dan tempat yang dipercaya masyarakat sebagai petilasan Raden Wijaya.

Candi Wringinlawang terletak di Dusun Wringinlawang, Desa Watesumpak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. (Fendy Hermansyah/Jawa Pos Radar Mojokerto)

7. Candi Wringinlawang

Candi satu ini berada di Dusun Wringinlawang, Desa Watesumpak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi bentar ini berupa gapura/gerbang tanpa atap yang berbahan batu bata merah. Bentuknya yang mirip Candi Bajangratu ini dipercaya pintu masuk ke area penting kala Kerajaan Majapahit berkuasa.

Wringinlawang memiliki dua gapura kembar setinggi 15,5 meter dengan bentuk persegi 13 x 11,5 meter. Di sekitar candi terdapat area taman yang luas yang bisa dimanfaatkan wisatawan menikmati pemandangan. Keindahan candi dapat terlihat dari arsitektur yang terjaga yang merupakan hasil pemugaran beberapa kali mulai zaman kolonial Belanda hingga orde baru.

Kiranya tujuh peninggalan zaman Kerajaan Majapahit ini beberapa contoh dari ratusan situs yang sudah diketahui pemerintah. Di luar situs/candi tersebut masih terdapat tinggalan-tinggalan lain yang lama maupun baru ditemukan. Kawasan Trowulan khususnya menjadi episentrum temuan zaman Majapahit. Kemudian, beberapa kecamatan lainnya juga banyak ditemukan tinggalan Kerajaan Majapahit.

Kebanyakan situs/candi dalam pengelolaan Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Jawa Timur. Yang mana, kini BPCB berupa nama menjadi Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) XI Jawa Timur dalam naungan Kemendikbud Ristek RI.

Share.

Comments are closed.