Ini Makna dan Sejarah Kalimat Bhineka Tunggal Ika

0

Jakarta, Teritorial.Com –  Ramai berbicara mengenai kalimat Bhinneka Tunggal Ika namun tahukah mengenai sejarah dan kalimat selanjutnya?

Kalimat Bhinneka Tunggal Ika dilanjutkan dengan kalimat Tan Hana Dharma Mangrwa yang artinya kalau dijadikan satu kalimat berarti Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

Namun sebelum kita lebih jauh membahasnya, lebih baik kita mengetahui mengenai kalimat Bhinneka Tunggal Ika itu. Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia.

Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.

Diterjemahkan per kata, kata bhinneka berarti “beraneka ragam” atau berbeda-beda. Kata nekadalam bahasa Sanskerta berarti “macam” dan menjadi pembentuk kata “aneka” dalam Bahasa Indonesia.

Kata tunggal berarti “satu”. Kata ikaberarti “itu”. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan “Beraneka Satu Itu”, yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan.

Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.

Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan atau mendua dalam kebenaran.

Secara Harfiah dapat diartikan dalam menegakkan prinsip menjadi satu sebuah perbedaan harus juga melihat sebuah kebenaran yang tidak mendua atau rancu

Apa yang terjadi dengan parade mengatasnamakan kebhinekaan namun dengan agenda membela tersangka penistaan agama, seolah menjadi sangat jauh dari makna asli kalimat Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa yang sesungguhnya

Tegakkan kebenaran dengan ketegasan dalam hukum, agar kebhinnekaan tetap terjaga dan terwujud alias jangan menafsirkan setengah setengah atau sepotong potong dan serta jangan mempolitisasi makna kebhinnekaan itu sendiri

Jelas sekali, kebhinnekaan tunggal ika bisa terwujud karena kebenaran ditegakkan tanpa mendua alias rancu

Yang salah adalah salah, yang benar adalah benar; sehingga kebhinnekaan tetap akan terjaga

‌sumber : LingkaranNews

Share.

Comments are closed.