Dunia Menatap Pertemuan Dua Pemimpin Nasionalis

0

Jakarta, Teritorial.com – Masa depan Semenanjung Korea dan sekitarnya akan ditentukan pada tiga pertemuan di hotel Capela hari ini (Rabu. 12 Juni 2018). Pertemuan pertama antara Donald Trump dengan Kim Jong-un dan dua penterjemah. Disusul perundingan bilateral yang mengikut sertakan para pejabat tinggi kedua negara dan kemudian diakhiri dengan santap siang atau yang lebih bernas disebut ‘working lunch.”

Menlu Mike Pompeo, Kepala Staf Jenderal John Kelly dan penasehat keamanan nasional John Bolton menyertai Trump dalam perundingan bilateral, sedangkan Jong-un didampingi adiknya Kim Yo-jong. Menteri Luar Negeri Ri Yong-ho dan Menteri Pertahanan No Kwang-chol.

Belum diketahui siapa lagi yang akan mendamping Jong-un dalam “working lunch” tetapi rombongan Trump bertambah dengan Seketaris Pers Sarah Sanders, Dubes AS untuk Pilipina Sung Kim and Direktur Senior Dewan Keamanan Nasional untuk Asia Matt Pottinger.

KTT bersejarah hari ini (12/6/2018) disamakan dengan pertemuan Mao Ze Dong –Presiden Richard M.Nixon di Beijing pada 1972, Presiden Barack Obama –Raul Castro dua tahun lalu, Presiden China Xi Jin Ping dengan Presiden Taiwan Ma Ying- jeou tiga tahun lalu, serta pertemuan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dengan Kim Jong-un April lalu. Serentetan pertemuan yang membuat dunia lebih ramah.

Apakah Trump-Jong-un mampu menghasilkan keputusan yang fenomenal? Pada hakekatnya kedua pemimpin tinggal membahas hal-hal yang pokok saja sebab rinciannya dibahas para ‘shepherds’ kedua negara. Mereka inilah bersilang pendapat, mempersoalkan titik, koma, nuansa dan sebagainya. AS menurunkan Dubes Sung Kim yang lancar berbahasa Korea.

Korut Seperti Badak

Stanley Harsha, diplomat AS, yang pernah berunding dengan delegasi Korea Utara menyatakan, mereka gigih seperti badak. Maju sekuku, mundur dua kaki.
Sebegitu jauh persoalan yang tampaknya sulit dipecahkan adalah isyu denuklirisasi. Pyongyang mengkaitkannya dengan senjata-senjata nuklir AS yang dipakai untuk melindungi Korsel dan Jepang, sementara Washington berfokus kepada milik Korut.

Menlu Pompeo dalam konferensi pers semalam menyatakan, penghapuan senjata nuklir Korea Utara berarti juga menjamin keamanan negara tersebut. Tetapi Kim Jong-un tidak akan percaya begitu saja sebab penasehat keamanan nasional John Bolton kepalang menyatakan penyelesaian ala Libya dan Irak akan diberlakukan bila Pyongyang tak melakukan denuklirisasi.

Tampaknya tidak mungkin menyelesaikan permasalahan Semenanjung Korea dalam sekali perjumpaan. Pertemuan bersejarah di Hotel Capella itu akan diikuti pertemuan lain pada tingkat pejabat teknis.

Menjelang peristiwa bersejarah ini, Jong-un tampak rileks dan percaya diri. Semalam ia mengunjungi Marina Bay Sands ditemani Menlu Singapura Vivian Balakrishnan. Donald Trump yang baru saja berseteru dengan PM Kanada Justin Trudeau akan bertemu dengan lawan yang sepadan. Dia tak bisa bertindk seenaknya, sebab seperti dikatakan Presiden Vladimir Putin, Kim Jong-un itu cerdik.

Penulis: Sjarifudin Hamid/Pemimpin Redaksi Teritorial.Com

Share.

Comments are closed.