Jakarta, Teritorial.com – Koordinator Investigasi Center for Budget Analysis (CBA), Jajang Nurjaman menyesalkan lambannya bantuan yang datang dari pemerintah untuk korban bencana gempa di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB).
Padahal gelaran Asian Games 2018 yang baru usai, dilanjut dengan Asian Para Games berlangsung gegap gempita. Ditambah kemegahan pertemuan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank Group di Nusa Nusa Dua, Bali, 8-14 Oktober 2018.
“Kesemuanya dilaksanakan di Indonesia, mau tidak mau ini harus diterima karena toh sudah diagendakan, tidak seperti bencana gempa yang datang tiba-tiba,” sindir Jajang melalui keterangannya,Senin,(8/10/2018).
Lambannya realisasi anggaran untuk stimulan pemulihan bagi korban gempa patut diduga karena masih dalam proses perencanaan di Kementerian Sosial (Kemensos).
“Namun alokasi anggaran untuk korban bencana alam itu kemungkinan nantinya akan terbatas. “Karena sejak Januari hingga Agustus 2018 banyak terjadi bencana alam,” jelas dia.
Oleh sebab itu, pemerintah pusat dalam hal ini Kemensos sudah tidak bisa menutup-nutupi lagi bahwa anggaran untuk korban bencana gempa begitu minim. Hal itu juga diperkuat dengan beredarnya surat Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosal, Harry Hikmat kepada Gubernur NTB di media sosial.
“Dalam salah satu point surat tersebut, pemerintah pusat sampai meminta Gubernur NTB agar menginstruksikan anak buahnya (Bupati/Walikota) untuk tidak menjanjikan kepastian bantuan kepada korban gempa,” kutip Jajang.
Untuk itu, ia meminta kepada pemerintah untuk tidak memberikan harapan palsu atau PHP (pemberi harapan palsu) kepada korban bencana gempa lombok di NTB. Di sisi lain, ia mengimbau kepada masyarakat NTB untuk terus berdoa agar bencana tersebut segera berakhir.
“Jangan sampai duka masyarakat NTB ditambah dengan ketidakpastian bantuan dari pemerintah pusat. Karena penguasa negeri ini sepertinya sedang terlalu sibuk ngurusin pertemuan tahunan IMF dan World Bank Group,” pesannya.
Bahkan untuk acara ini, Jajang mengatakan, tidak perlu didoakan. “Toh kemungkinan besar akan berjalan sukses karena dananya sudah cair sebesar Rp 505,4 miliar berbeda dengan pencairan dana bagi korban gempa yang seret. Kalaupun mau, doakan saja semoga pemerintah kita selalu dalam kewarasan,” ketus Jajan