Jakarta, Teritorial.Com – Kian perkasa, dibuka di awal perdagangan, Rabu (6/3/2019) Dolar Amerika naik tipis setelah dalam beberapa hari terakhir melaju di zona merah. Perbaikan mata uang Garuda mengiringi dolar AS yang masih berdiri kokoh mendekati level terbaiknya dalam dua pekan.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka mencoba pulih menjadi Rp14.129/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah balik menguat, meski tidak terlalu besar untuk menghentikan kinerja negatif kemarin Rp14.146/USD. Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah menanjak ke posisi Rp14.125/USD. Rupiah menunjukkan perlawanan di tengah pekan untuk menjadi sinyal perbaikanusai sebelumnya parkir di level Rp14.145/USD.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah pada sesi perdagangan pagi masih terkapar menjadi Rp14.140/USD dengan pergerakan harian Rp14.115 hingga Rp14.140/USD. Peringkat tersebut menjadi sinyal keterpurukan rupiah dibandingkan kemarin Rp14.105/USD. Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange menguat tipis ke level Rp14.126/USD dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp14.127/USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.122-Rp14.137/USD.
Di sisi lain seperti dilansir Reuters, dolar mempertahankan kenaikan terhadap rivalnya pada perdagangan Rabu setelah imbal hasil AS lebih tinggi ditambah data yang lebih baik dari yang diperkirakan. Sementara mitra Australianya terpukul setelah angka pertumbuhan ekonomi yang mengecewakan untuk kuartal terakhir. Dolar Australia tergelincir 0,4% ke level terendah dua bulan menjadi 0,7052 terhadap USD karena data yang dirilis pada hari sebelumnya menjadi sinyal perlambatan domestik dan mendukung ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga tahun ini.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik untuk sesi kelima berturut-turut semalam mencapai level tertinggi dua minggu di 97,008. Sedangkan hari ini diperdagangkan pada posisi 95,698 untuk mengawali perdagangan, Rabu. Euro turun di level 1,1300 terhadap USD, melayang di dekat posisi terendah dua minggu versus greenback di tengah perkiraan bahwa pertemuan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis akan menunjukkan penundaan kenaikan suku bunga sampai tahun depan dan segera meluncurkan kembali pinjaman bank jangka panjang untuk melawan perlambatan ekonomi.