Padang, Teritorial.com – Paman Almarhum Afif Maulana (13), Riki Lesmana menyebut bahwa keponakannya sempat dibawa ke Polsek Kuranji sebelum ditemukan meninggal dunia di bawah Jembatan Sungai Kuranji Padang pada Minggu (9/6/2024) lalu.
Hal tersebut ia sampaikan pada sesi wawancaranya dalam program Kabar Petang tv One, Sabtu (29/6/2024) malam.
“Yang saya persiapkan, saksi-saksi yang ada, 18 orang itu sudah saya temui, ada yang bilang si Afif di Jembatan Kuranji dikerubungi polisi, setelah itu di Polsek Kuranji, dia dipukul, pingsan, di bawa ke Polsek, disiksa. Dari 18 orang itu, ada yang melihat (Afif Maulana dibawa ke Polsek Kuranji), dipukul dahulu oleh Sabhara itu di Jembatan Kuranji. Dia sudah minta ampun, ampun pak, namanya anak-anak, jadi lompat ke jembatan itu bohong itu,” katanya.
Riki meyakini bahwa keterangan polisi yang mengatakan Afif Maulana melompat ke jembatan itu tidak benar. “Sebelum kejadian itu, dia sempat pergi makan mie, difoto, dikirim ke bapaknya, dan berkomunikasi dengan kedua orang tuanya sekitar pukul 02.00 WIB. Kalau dia terjun ke jembatan, kepalanya pasti pecah, Afif ini ditaruh di bawah jembatan oleh oknum (polisi),” katanya.
Riki mengatakan, Afif merupakan sosok yang sangat disayangi banyak orang. Bahkan, katanya, ada salah seorang tentara angkatan laut yang sangat menyayangi Afif Maulana yang merupakan tetangga korban.
“Dia tahu sifat si Afif itu, bagaimana keseharian si Afif dia tahu, Afif itu tidak suka melawan, bahkan ketika Afif meninggal, dia ikut memandikan, silakan tanyakan sama dia,” katanya.
Riki mengatakan, Afif Maulana dan Aditya rekannya hendak pergi jalan-jalan, namun menggunakan motor Afif lantaran rekannya itu tak punya kendaraan.
“Si Afif ini pergi jalan sama si Aditya, tiba-tiba ditendang sama Sabhara, hingga terguling, masa ketika sudah ditendang lalu sempat bicara, itu tidak masuk akal. Mereka ini mau pergi mutar-mutar, si Aditya ini tidak ada motor, keponakan saya ini ada motor. Banyak kesaksian bahwa si Afif ini ditendang kepalanya, saya ada bukti videonya,” katanya.
“Kenyataannya si Afif ini ditendang, pernyataan Afif mengajak lompat ke bawah jembatan, lalu Aditya mencari ponsel, itu tidak masuk akal. Kalau kita dikejar polisi, tidak ada, lari terus. Saya merekam semua kesaksian teman Afif Maulana, setelah Afif dimakamkan, saya ketemu sama si Aditya ini, itu disaksikan juga oleh orang banyak,” katanya.
Sementara itu, Pengacara keluarga almarhum Afif Maulana yang tergabung ke dalam Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang mengatakan, pihaknya diminta untuk hadir ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Sumbar untuk memberikan keterangan atas pelaporan yang telah dilayangkan pada Rabu (26/6/2024) lalu.
“Tadi kami sudah menyampaikan keterangan yang kami ketahui, dan kami diminta untuk menyerahkan tambahan dokumen dan segera mendatangkan saksi-saksi ke Propam Polda Sumbar. Ini peristiwa misteri jembatan kuranji, melibatkan 18 orang yang diamankan, keterangannya sangat dibutuhkan untuk membongkar kasus Afif Maulana,” kata Direktur LBH Padang, Indira Suryani.
LBH Padang mendorong agar laporan dugaan penganiayaan yang diduga dilakukan oknum polisi diproses terlebih dahulu di Propam.
“Karena kami ingin melihat proses pemeriksaan secara etik terlebih dahulu, kemudian baru kami akan mendorong proses pidananya. LBH menyambut baik sikap Propam Polda Sumbar yang menyegerakan merespons laporan LBH di hari Rabu (26/6/2024) lalu. Sebelumnya, kami sudah datang memberikan foto-foto itu, dugaan pelanggaran penyiksaan itu dan juga sudah kami berikan kronologisnya. Dari Tim LBH yang datang menemui anak-anak itu, kami mendengar, mengidentifikasi cerita mereka,” katanya.
“Saya diminta keterangan oleh propam untuk memberikan informasi detil, pemeriksaan dari pukul 11.30 hingga pukul 15.00 WIB. Propam meminta menyegerakan menyiapkan dokumen tambahan dan juga menyegerakan pemeriksaan saksi,” sambung perempuan yang akrab disapa Ii tersebut.