Jakarta, Teritorial.com – Supermasi Dollar Amerika Serikat (USD) diperkirakan akan kembali tidak terbendung, hal tersebut dilihat dari persentasi nilai tukar rupiah terhadap USD pada perdagangan Senin (16/4/2018) kemarin.
Dari siaran pers kepada teritorial.com sening petang lalu, di pasar spot rupiah melemah 25 poin atau 0,18% ke level Rp13.780/USD. Awal perdagangan, kurs rupiah di indeks Bloomberg dibuka melemah 8 poin ke level Rp13.763 per USD, dibanding penutupan Jumat di Rp13.755 per USD.
Sejauh ini belum ada keterangan lanjutan tentang perubahan dari nilai mata uang NKRI yang diperdagangkan pada senin lalu yang mangkrak di level Rp13.759-Rp13.788/USD.
Menariknya surplusnya neraca perdagangan tidak memberi dampak bagi rupiah untuk melaju. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2018 hanya mencapai 5,2% dari target sebesar 5,4%.
Fakta menarik lainnya adalah disamping kegagalan Rupiah Indonesia memanfaatkan kesempatan emas terhadap melemahnya indeks USD yang merespon dampak serangan militer AS ke Suriah, hal tersebut menjadi bukti akan kekuatan USD dibawah rezim Trump yang sering kali melakukan kebijakan kontroversial.
Kabar ini membuat yen sebagai aset safe haven meningkat. Dolar AS pun diperdagangkan 0,1% lebih rendah menjadi 107,245 yen. Seperti biasa, yen Jepang akan menarik permintaan saat terjadi ketegangan geopolitik dan gejolak pasar karena statusnya sebagai aset safe haven. (SON)