TERITORIAL.COM, DENPASAR – Banjir yang melanda beberapa wilayah di Bali tidak hanya menyebabkan kerugian materi, tetapi juga meninggalkan dampak psikologis mendalam bagi para korban.
Menyikapi hal ini, Biro SDM Polda Bali bekerja sama dengan Polresta Denpasar menggelar kegiatan trauma healing untuk masyarakat yang terdampak di Jalan Merpati Gg. V, Tegal Kerta, Denpasar Barat.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu pemulihan kondisi mental warga yang menjadi korban.
Banjir sering kali menimbulkan perasaan cemas, takut, dan bahkan depresi. Dengan pendekatan yang humanis dan penuh empati, tim trauma healing memberikan dukungan moral serta berbagai aktivitas pemulihan.
Harapannya, warga dapat bangkit, kembali merasa aman, percaya diri, dan menjalani kehidupan dengan normal.
Kombes Pol. Sigit Dany Setiono, selaku Karo SDM Polda Bali, menyampaikan bahwa kehadiran aparat di tengah-tengah masyarakat diharapkan dapat membawa semangat baru.
“Bencana memang membawa kesedihan dan kehilangan, namun di baliknya ada kesempatan untuk saling menguatkan. Mari kita dukung saudara-saudara kita dengan segenap kemampuan, bahkan dengan senyum dan doa,” ujarnya saat mengunjungi korban.
Sementara itu, data sementara dari BNPB mencatat banjir ini berdampak pada 202 kepala keluarga (620 jiwa) di enam kabupaten/kota, yaitu Denpasar, Jembrana, Gianyar, Klungkung, Badung, dan Tabanan.
Jumlah korban jiwa mencapai sembilan orang, dengan dua orang lainnya masih dalam pencarian. Denpasar menjadi wilayah dengan korban meninggal terbanyak, yakni lima orang.
Selain itu, ratusan warga terpaksa mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman seperti balai desa, balai banjar, dan sekolah.
Kegiatan trauma healing yang dilakukan Polda Bali ini menunjukkan komitmen aparat dalam membantu masyarakat pascabencana, tidak hanya dari segi fisik, tetapi juga mental dan psikologis.
(*)
