Riau, Teritorial.com – Serangan teror di Mapolda Riau, Polisi yang ditabrak pelaku teror dan kemudian meninggal dunia itu tak lain adalah Ipda Auzar. Kendati sempat dilarikan ke RS Bhayangkara Pekanbaru untuk mendapatkan pertolongan, Ipda Auzar akhirnya mengembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 10.00 WIB.
Direktur Lalu Lintas Polda Riau Kombes Rudi Syarifudin yang tak lain atasan langsung Auzar menyatakan, almarhum yang wafat pada usia 55 tahun tersebut merupakan sosok yang religius. “Auzar hampir tak pernah absen mendirikan shalat Dhuha. “Ibadah itu rutin dilakukan almarhum setiap pagi,” ujar Rudi.
Menurut Rudi, sebelum kejadian, Auzar juga sempat memberikan pengarahan jadwal tausiyah dan kegiatan Ramadhan di lingkungan masjid Polda Riau. Selanjutnya, korban turun ke bawah untuk kembali ke ruangan kerja dan seketika ditabrak mobil yang dikendarai pelaku teror. Di mata Rudi dan rekan-rekannya, Auzar dikenal bukan hanya sebagai polisi, tetapi juga ulama dan ustaz. “Karena itu, kita semua merasa kehilangan sosok beliau,” kata Rudi.
Almarhum Ipda Auzar memulai karier di Direktorat Lantas Polda Riau sejak Bintara hingga menyandang pangkat Ipda. Selama menjadi anggota Polri, Auzar yang bergelar haji itu aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan dan sosial. Dia diketahui kerap memberikan tausiyah yang disegani di internal polisi maupun masyarakat setempat.
Rudi menyebutkan, almarhum memiliki sebuah pesantren dan yayasan anak-anak yatim piatu yang mendidik lebih dari 500 anak kurang beruntung. Para tetangga pun mengenal Ipda Azhar sebagai sosok yang berjiwa sosial tinggi.
“Almarhum adalah tetangga yang luar biasa, jiwa sosialnya tinggi untuk kegiatan masyarakat. Terutama, kegiatan di tiga masjid yang ada di sekitar tempat tinggalnya ini,” kata Erwin (42 tahun), tetangga yang tinggal di depan rumah almarhum.
Ketika mendengar almarhum menjadi korban teror di Polda Riau, warga sangat terpukul. Suasana duka kini menyelimuti rumah almarhum Ipda Auzar di Jalan Bambu Kuning I, Kecamatan Tenayan Raya. Keluarga juga terlihat masih syok dengan peristiwa duka itu. Ratusan warga sekitar terus berdatangan mengucap belasungkawa.
Ipda Auzar yang lahir di Tanjung Alam, 9 November 1962, meninggalkan seorang istri, tiga anak, dan satu orang cucu. Selain aktivitas keagamaan dan sosialnya, Ipda Auzar juga termasuk anggota komunitas pencinta sepeda tua atau ontel. Ketua Laskar Sepeda Tua Pekanbaru Fajar Daulay ketika melayat di rumah duka mengatakan, almarhum sudah lima tahun terakhir aktif dalam komunitas tersebut.
Mabes Polri memutuskan menaikkan pangkat Auzar menjadi inspektur satu luar biasa anumerta. Dan, jenazah Auzar pun dimakamkan dengan upacara militer di Tempat Pemakaman Umum Mayang Sari, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Rabu sore. (SON)