Jember, Teritorial.Com – Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Dirjen PDT) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) Samsul Widodo menantang mahasiswa Universitas Jember (Unej) untuk kreatif menampilkan potensi desa melalui kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
“Perkembangan kemajuan TIK membuat apa yang dahulu tidak mungkin, kini jadi mungkin, termasuk mempromosikan potensi desa secara dalam jaringan (daring) atau ‘online’ guna membangun desa,” katanya saat memberikan pembekalan 3.200 mahasiswa Unej yang menjadi peserta kuliah kerja nyata (KKN) perode II tahun akademik 2017/2018 di Gedung Soetardjo Kampus Unej, Kabupaten Jember, Jawa Timur, seperti dilansir Antara, Selasa (3/7/2018)
Dari keterangan pers yang diterima teritorial.com, Ia menjelaskan program-program yang sedang dijalankan oleh Kemendesa PDTT dalam rangka membangun desa dengan menggunakan kemajuan TIK dapat ditiru oleh para mahasiswa peserta KKN Unej.
Dirjen PDT Samsul Widodo memberikan pembekalan kepada 3.200 Mahasiswa Peserta KKN Tematik Universitas Jember. Kegiatan KKN Tematik ini didorong terkait peran mahasiswa dalam pemberdayaan ekonomi desa di era industri 4.0, salah satunya melalui pemanfaatan ekonomi digital. “Sejak Januari 2018, kami menggandeng para pelaku bisnis daring dan pengusaha ‘startup’ untuk memasarkan potensi dan produk dari pelaku usaha mikro, kecil dan menengah dari berbagai desa di Indonesia,” ucap alumnus FISIP Unej itu.
Samsul memberikan contoh bahwa untuk mempromosikan potensi wisata di desa, maka Ditjen PDT bekerja sama dengan Caventer Indonesia, kemudian untuk mempromosikan berbagai potensi desa dari hasil pertanian, peternakan hingga kerajinan, maka pihaknya mengandeng blanja.com, regopantes.com hingga karapan.com dan masih banyak lainnya.
“Pelibatan pelaku usaha daring dalam pengembangan desa sudah mulai terlihat seperti di Gunung Kidul, Provinsi DIY, ada desa yang sudah menggunakan e-ticketing untuk mengelola destinasi wisatanya,” katanya.
Menurutnya penggunaan “e-ticketing” ternyata dapat mencegah kebocoran pendapatan, serta menghidarkan konflik antarmasyarakat desa karena pendapatan dikelola secara transparan melalui tiket elektronik. “Kami sudah mencoba memasarkan beras merah organik Bondowoso melalui regopantes.com, dimana petani sebagai produsen dipertemukan langsung dengan konsumen sehingga memperoleh harga yang adil,” ujarnya.
Sedangkan di Situbondo yang punya potensi ternak sapi, dihubungkan dengan karapan.com yang memasarkan daging sapi, sehingga program-program tersebut akan lebih berkembang jika para mahasiswa peserta KKN Unej turut membantu.
Ia menjelaskan Ditjen PDT juga memfasilitasi mahasiswa peserta KKN Unej yang berhasil menemukan potensi di desa lokasi KKN dengan memetakan potensi dan tantangannya, kemudian produknya difoto dan dikirimkan kepada Ditjen PDT melalui laman resmi Ditjen PDT.
“Nanti akan kami tindak lanjuti karena Ditjen PDT punya ahli analis bisnis daring beserta jejaring yang mendukungnya. Jadi jangan berpikiran KKN itu seperti dulu yang hanya membuat batas desa dan fasilitas fisik pendukung lainnya, gunakan kemajuan TIK untuk membantu pengembangan desa, apalagi desa kini punya dana desa yang perlu pendampingan dan pengawasan,” katanya.
Jika para mahasiswa Unej berhasil mengaplikasikan kemajuan TIK untuk pembangunan desa melalui program KKN, bukan mustahil Unej akan menjadi pusat pengembangan “e-commerce” untuk pedesaan yang merupakan salah satu bentuk Revolusi Industri 4.0. Sementara Rektor Unej Moh. Hasan mengatakan program KKN yang dijalankan di kampusnya diarahkan sebagai KKN tematik sehingga pelaksanaannya lebih efektif dan efeknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Kami terus berusaha menjalin sinergi dengan pemerintah daerah kabupaten yang menjadi penerima mahasiswa KKN, harapannya kebijakan yang ditempuh oleh masing-masing pemerintah daerah dapat selaras dengan program KKN tematik yang dijalankan karena kami berusaha agar program KKN tematik juga menjadi sarana pencapaian target-target SDGs,” tuturnya.
Kegiatan pembekalan KKN yang bertema “Peran Mahasiswa KKN Dalam Pemberdayaan Ekonomi Desa di Era Industri 4.0” dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Unej yang berlangsung selama dua hari. Selain menghadirkan Dirjen PDT Kemendesa PDTT RI, hadir pula sebagai pemateri lainnya yakni Direktur eksekutif Gedhe Foundation Yossy Sunaryo, CEO regopantes.com Wim Prihanto, Vice President blanja.com Fikri, dan Founder dari Caventer Indonesia Fitri Utami Ningrum.
Program KKN periode II tahun akademik 2017/2018 Unej akan diikuti oleh 3.200 mahasiswa dengan tujuh program tematik yakni tematik desa wisata dan wirausaha sejahtera; tematik penanganan desa stunting dan sanitasi; tematik desa teknologi informasi dan komunikasi; tematik desa tangguh bencana; tematik desa peduli buruh migran; tematik desa sejahtera mandiri; dan tematik desa pesantren yang rencananya para mahasiswa peserta KKN diterjunkan mulai 9 Juli 2018.