Lebak, Teritorial.Com – Para korban banjir bandang dan tanah longsor di Desa Sukarame, Kabupaten Lebak, Banten secara gotong royong membangun jembatan darurat.
Bencana alam beberapa waktu lalu itu, telah mengakibatkan pemukiman warga rusak berat, sebagian rumah hanyut, dan beberapa infrastruktur rusak.
Pembangunan jembatan darurat itu bertujuan sebagai penghubung antardesa sekaligus untuk mempercepat jarak tempuh warga.
Seorang tokoh warga Kecamatan Sajiran, Kabupaten Lebak, Nana Mulyana menyatakan para warga berharap agar pembangunan jembatan itu rampung pada Kamis (16/1) sehingga dapat dilintasi oleh masyarakat setempat.
Jembatan darurat itu hanya bisa dilintasi oleh pejalan kaki karena dibangun hanya dengan menggunakan bambu serta tali seling. Bagi masyarakat yang membawa kendaraan seperti sepeda motor, mereka bisa menitipkan sepeda motor mereka di lokasi yang sudah disediakan.
Seraya menunggu rampungnya pembangunan jembatan darurat, warga yang akan menyebrang dapat menggunakan perahu karet.
Keberadaan jembatan darurat itu sangat strategis dan dibutukan karena kondisi wilayah setempat yang merupakan perbukitan dan pegununungan dapat menopang perekonomian, pendidikan, dan kesehatan masyarakat setempat.
Nana menjelaskan, jembatan ini juga nantinya dapat digunakan oleh para warga yang hendak mengurus kartu keluarga ke kantor kecamatan ataupun berbelanja ke daerah Rangkasbitung.
Pendapat senada disampaikan oleh sejumlah masyarakat Desa Sukarame yang menyebut pembangunan jembatan darurat itu dapat membantu korban banjir bandang dan longsor untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Para warga berharap pembangunan jembatan darurat bisa bertahan satu tahun ke depan, karena lokasi itu tidak bisa dibangun jembatan permanen,sebab masuk daerah proyek Waduk Karian.
“Kami satu-satunya bisa keluar daerah melintasi jembatan darurat ini, karena jika melintasi jalan lain cukup jauh juga melintasi pegunungan dan perbukitan,” kata Agus, seorang warga Desa Sukarame.