Bantul, Teritorial.com – Pemerintah Kabupaten Bantul untuk pertama kalinya menyelenggarakan Bantul Creative Carnival pada malam hari, Sabtu (2/8/2025), dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-194 Kabupaten Bantul. Acara ini berhasil menyedot antusiasme ribuan masyarakat yang telah berkumpul di sepanjang rute sejak sore hari.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menegaskan bahwa penyelenggaraan karnaval pada malam hari akan dijadikan pola tetap ke depannya karena dinilai lebih kondusif dan mampu menarik partisipasi warga yang lebih besar.
“Kami menyelenggarakan Bantul Creative Carnival di malam hari untuk pertama kalinya. Ke depan, acara serupa akan kami selenggarakan pada malam hari seperti ini karena suasananya lebih sejuk dan dapat melibatkan lebih banyak orang,” ujar Halim.
Karnaval dimulai dari perempatan Klodran menuju Pasar Bantul yang dibuka dengan arak-arakan Bupati, Wakil Bupati, dan jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten Bantul ke arah selatan.
Selanjutnya, sebanyak 35 peserta dari berbagai kapanewon tampil membawakan kostum dan properti berukuran besar dengan gaya dan koreografi bebas yang merepresentasikan seni dan budaya masing-masing wilayah. Penampilan dilakukan di depan Pasar Bantul yang disulap menjadi panggung utama dengan garis finis di kawasan Palbapang.
Menurut Halim, antusiasme peserta dalam acara tersebut sebenarnya jauh lebih besar. “Ini pun sudah kami batasi. Kalau tidak, bisa sampai 50 partisipan dan selesai sampai subuh,” ungkapnya.
Kondisi ini, menurutnya, mencerminkan karakter masyarakat Bantul yang memiliki rasa kebersamaan tinggi.
“Masyarakat Bantul memiliki keinginan untuk selalu bersama. Ini merupakan karakter satria yang kami miliki, yaitu golong gilig. Jika bersatu, banyak permasalahan dapat diatasi,” jelasnya.
Halim menyebut karnaval ini sebagai simbol kebersamaan sekaligus potensi sosial yang layak dikembangkan lebih lanjut.
Tidak hanya dari segi partisipasi, Halim juga menyoroti kualitas karya yang ditampilkan. Setiap kontingen dinilai mampu menunjukkan kreativitas tinggi, sejalan dengan posisi Bantul sebagai nominator Kota Kreatif UNESCO kategori Craft and Folk Art.
“UNESCO membutuhkan bukti nyata. Ini merupakan salah satu buktinya. Tarian yang dibawakan adalah folk art—seni rakyat, budaya yang telah mengakar kuat,” paparnya.
Ke depan, Pemerintah Kabupaten Bantul berencana meningkatkan kualitas penyelenggaraan acara ini. “Tahun depan akan kami tambahkan nuansa dan kualitas acara serta memperketat persyaratan agar kualitasnya meningkat,” tambah Halim.
Melalui pendekatan kreatif dan partisipatif seperti ini, Pemerintah Kabupaten Bantul bertekad menjadikan karnaval tahunan tersebut bukan sekadar perayaan, melainkan juga sebagai etalase potensi budaya dan ekonomi kreatif daerah.