TNI Jalankan Program Psikologis Anak-anak Korban Bencana Gempa-Tsunami Sulteng

0

Sulteng, Teritorial.Com – Menyadari akan kompleksitas dampak yang ditumbulkan pasca bencana alam, kini TNI tidak hanya fokus pada bantuan logistik dan alat berat untuk perbaikan infrastruktur namun juga memberikan perhatian khusus pada pemulihan psikologis warga terutama anak-anak dan balita yang menkadi korban gempa dan tsunami di tiga wilayah Sulawesi Tengah tersebut.

Berdasarkan keterangan pers kepada teritorial.com, Prajurit TNI dari Batalyon Infanteri Raider 700/Wira Yudha Cakti (WYC) Kodam XIV/Hasanuddin dipimpin Lettu Inf Sahang dan Batalyon Infanteri Para Raider 432/Waspada Setia Jaya (Yonif Para Raider 432/WSJ) Divisi 3/Kostrad dipimpin Kapten Inf Nur Cahyo, menggelar lomba menggambar bagi anak-anak pengungsi di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Sekitar 100 lebih anak-anak pengungsi korban bencana gempa bumi dan tsunami, tampak antusias mengikuti lomba mewarnai gambar di Posko Pengungsian Gawalise, Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Palu Barat, Sulawesi Tengah, Selasa (23/10/2018). Lomba menggambar digelar oleh prajurit TNI yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad), sebagai salah satu upaya trauma healing untuk anak-anak pasca gempa di Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi, Sulteng.

Lomba mewarnai gambar yang dilakukan oleh ratusan anak-anak pengungsi tersebut, sekaligus mengedukasi mereka dengan kebersihan lingkungan. Walaupun dalam keadaan darurat, anak-anak tampak antusias mengikuti lomba yang digelar oleh TNI di Posko Pengungsian Gawalise. Dengan kegiatan tersebut, semoga anak-anak pengungsi kembali ceria dan rasa traumanya mulai hilang. Selain itu, TNI juga menggelar lomba kebersihan antar kemah pengungsi.

Lomba ini dilakukan untuk mengedukasi para pengungsi, agar mereka termotivasi hidup bersih meskipun dalam keadaan darurat, sehingga terbebas dari berbagai penyakit. Selain itu lomba tersebut juga bertujuan untuk setidaknya mengembalikan sedikit senyuman di wajah para anak-anak dan balita, dimana banyak dari mereka telah kehilangan keluarga dan orang tuanya yang menjadi korban dari bencana tersebut.

Share.

Comments are closed.