Hardiknas, Foodbank of Indonesia MOU Kerjasama Penyediaan Pangan Bagi Anak Sekolah.

0

Jakarta, Teritorial.Com – Bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2019, Foodbank of Indonesia (FOI) dan Y Waste Indonesia menandatangani kesepakatan kerja bersama (MOU) untuk membantu penyediaan pangan untuk anak sekolah. Observasi yang dilakukan FOI di wilayah Jakarta dan Banten, setidaknya mengungkap fakta sekitar 40- 50% anak-anak pergi ke sekolah dengan perut lapar sehingga mengganggu konsentrasi belajar serta proses belajar mengajar.

Kerjasama ini bertujuan untuk menggalang makanan dari hotel, restoran dan kafe melalui tehnologi berbasis aplikasi yang segera akan diluncurkan tahun ini. Aplikasi ini akan menjadi aplikasi donor makanan yang pertama di Indonesia dan diharapkan dapat menjadi solusi mengatasi persoalan kelaparan di sekolah. Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, KI Hajar Dewantara pernah menjabarkan bahwa pendidikan merupakan tuntutan hidup dalam kehidupan anak-anak. Artinya adalah menuntun semua kodrat pada kekuatan anak-anak tersebut sehingga anak-anak dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya.

Hal tersebut sangat mengena dan terkait langsung dengan tujuan pendidikan nasional kita sesuai UU no.20 Tahun 2003, yaitu mengembangkan manusia Indonesia dan mencerdaskan kehidupan bangsa; Manusia yang mempunyai takwa dan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mempunyai budi pekerti yang luhur, mandiri, kepribadian yang mantap, kesehatan rohani, dan jasmani, keterampilan dan pengetahuan, dan terakhir mempunyai rasa tanggung jawab untuk berbangsa dan bermasyarakat.

Tujuan mulia ini sudah menjadi tangungjawab kita bersama sebagai orang dewasa. Tetapi perlu diakui bahwa cita-cita Ki Hajar Dewantara masih menemui banyak tantangan. Salah satu yang paling dekat adalah fakta bahwa kita masih berhadapan dengan kondisi anak-anak yang pergi ke sekolah dalam kondisi kelaparan di berbagai daerah di Indonesia.

Pendiri Foodbank of Indonesia, M Hendro Utomo mengatakan, upaya untuk meraih keadilan pangan bagi pihak-pihak yang membutuhkan, terutama pada anak-anak
memerlukan kerjasama berbagai pihak. Baik dari pemerintah, lembaga masyarakat, dunia usaha, media, dan akademisi. FOI tentunya menyambut baik kerjasama berbasis tehnologi aplikasi yang memungkinkan semua pihak dapat berperan mengatasi persoalan akses dan keadilan pangan.

“Aplikasi Y Waste ini diharapkan dapat menjadi solusi alternatif bagi upaya kita membantu masyarakat mendapatkan akses pangan. Aplikasi Y Waste berperan penting mempercepat proses pencarian donasi pangan. Sebagai langkah awal akan membantu FOI dalam program Mentari Bangsaku yang bertujuan mengurangi angka kelaparan di sekolah, namun dapat diperluas untuk program -program lain seperti Dapur Pangan dan RED (Response to Emergancy and Disaster) FOI” Hendro menjelaskan.

Y waste dan Foodbank of Indonesia (FOI) memahami tantangan kebutuhan anak-anak yang mengalami kekurangan ini. Perkembangan teknologi digital dan program pangan FOI Mentari Bangsaku mendorong terjalinnya kolaborasi untuk mengelola makanan yang berlebih untuk disebarkan pada anak-anak yang membutuhkan. Sungguh ironis bahwa dengan kejadian kelaparan di berbagai tempat, data yang dikutip dari The Global FoodBanking Network(GFN) juga menunjukkan ada 1,3 juta ton makanan jadi terbuang pecuma setiap tahunnya.

Indonesia bahkan tercatat sebagai salah satu dari di lima besar negara didunia dengan jumlah sampah makanan yang terbuang percuma. Potensi inilah yang mendasari kerjasama FOI & Y Waste yaitu dengan menghubungkan pihak yang memiliki kelebihan pangan dan pihak yang membutuhkan pangan. Kolaborasi Y waste dan FOI bergerak untuk menjadikan makanan berlebih sebagai bahan pangan yang bermanfaat bagi anak-anak yang kekurangan pangan. Makanan berlebihan dari
berbagai sumber seperti hotel, restoran dan kafe ini bisa lebih mudah disalurkan dengan peluncuran aplikasi Y waste Indonesia.

Share.

Comments are closed.