Jakarta, Teritorial.com – Penigkatan rasio pertumbuhan penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 5% dari tahun sebelumnya, menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi pemerintah.Hunian yang layak tinggal, jaminan pelayanan kesehatan hingga, lapangan pekerjaan menjadi fenomena yang santer terdengar sepanjang tahun 2017 ini.
Bukan tanpa sebab, Sederet peristiwa penting tersebut tentunya mempengaruhi industri properti Tanah Air. Kebijakan pemerintah yang berpengaruh besar dalam sektor properti, seperti BI 7-Day Repo Rate, penutupan Tax Amnesty, penyesuaian Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Paket Kebijakan Ekonomi, kehadiran berbagai proyek infrastruktur baru yang memberi potensi bagi bisnis properti, serta kondisi pasar properti yang sangat dinamis adn terkadang menjadi sukar untuk diprekdiksi.
Mengomentari hal tersebut, Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan Jakarta sabtu 22/12/2017 lalu, mengatakan, pihaknya telah melakukan survei bertajuk Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2017. Survei ini untuk mengetahui perilaku konsumen properti di Indonesia. Survei berkala diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Institute Research, Singapura, berdasarkan 1.020 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada bulan Januari–Juni 2017.
“Sepanjang tahun 2017, kita menghadirkan beberapa sumber informasi yang dapat menjadi panduan untuk masyarakat mengambil keputusan terkait properti. Pertama adalah Rumah.com Property Index 2017, di mana melalui indeks ini, Rumah.com membantu para pencari hunian agar lebih mudah menemukan rumah idaman, karena dapat menemukan referensi harga yang wajar, sesuai dengan sentimen pasar,” jelas Ike dikutip dari keterangan resminya di Jakarta, Jumat (22/12).
Survei di tahap awal di lakukan dalam dua instrumen, yaitu pertama menunjukkan pergerakan pasar properti dari sisi suplai. Selanjutnya survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2017 ditujukan untuk mengetahui respon pasar dari sisi permintaan. Sedangkan secara utuk Rumah.com Property Market Outlook 2018 merupakan kompilasi komprehensif yang menggabungkan data dari sisi suplai dengan sisi permintaan dan kemampuan masyarakat dalam urusan properti.
“Sampai menjelang akhir tahun 2017, Rumah.com telah menyajikan lebih dari 400.000 data properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya. Dengan statistik tersebut, Rumah.com memiliki akurasi data yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia,” jelasnya.
Catatan Rumah.com Property Index 2017, menunjukkan bahwa indeks properti nasional naik tipis 0,4 persen pada Q1 2017 (q-o-q) dan berlanjut pada Q2 tumbuh sebesar 0,97 persen (q-o-q). Pada Q3, pasar properti terlihat stabil. Sementara pada Q4 ini sampai akhir bulan November 2017 indeks properti nasional mengalami kenaikan sebesar 0,91 persen. Sementara di sisi volume suplai properti, indeks menunjukkan sedikit fluktuasi di mana pada Q1 mencatat kenaikan sebesar 11,4 persen (q-o-q), selanjutnya mengalami penurunan sebesar 2,1 persen pada Q2 2017 (q-o-q). Pada Q3 2017 suplai pulih dan meningkat hingga sebesar 10,7 persen (q-o-q) sedangkan pada Q4 ini sampai akhir bulan November 2017 turun sebesar 9,23 persen.
Di sisi permintaan konsumen, menurut Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2017, Jabodetabek masih menjadi lokasi incaran bagi responden yang membeli rumah, dengan Jakarta berada pada posisi teratas, disusul Bogor. Di luar Jabodetabek, Bandung menjadi kota favorit selanjutnya, kemudian disusul Surabaya, dan Semarang. Sementara apartemen sudah menjadi pilihan utama hunian yang akan dibeli, selain rumah tapak cluster.
Pasar properti nasional di tahun 2018 diperkirakan akan lebih positif, melanjutkan tren yang telah terbentuk sepanjang tahun 2017. Di sisi suplai, diprediksikan perlambatan pasar properti terjadi pada pertengahan 2018 sebagai dampak Hari Raya Idul Fitri serta Pilkada Serentak 2018 mungkin terjadi, begitu juga menjelang Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019.
Sementara di sisi permintaan, porsi terbesar akan datang dari rumah tipe menengah dengan harga di bawah Rp 700 Juta. Konsumen akan mencari perumahan tipe klaster, terutama di wilayah satelit kota besar dengan akses menuju pintu tol dan sarana transportasi massal.
Seiring tumbuhnya suku bunga untuk Kredit Pemilikan Apartemen maka akan terjadi pertumbuhan yang moderat pada hunian jenis apartemen.
“Secara umum pasar properti Indonesia di tahun 2018 mendatang akan lebih menarik dan prospektif dibandingkan tahun 2017 ini. Satu tahun sebelum tahun politik 2019, pasar properti akan sedikit lebih bergairah dan ini merupakan kesempatan yang tepat untuk membeli properti, baik untuk dihuni atau dipakai sendiri maupun sebagai sarana investasi,” jelas Ike.
Sebagai tambahan, ike menegaskan sebagai portal properti terdepan di Indonesia, Rumah.com akan senantiasa terus berinovasi menghadirkan inovasi, solusi dan panduan bagi pencari properti, agen, dan pengembang serta stakeholder properti di Indonesia. Rumah.com juga memiliki komitmen membantu para pencari properti dalam menentukan keputusan pembelian properti melalui informasi data yang tepat dan akurat. “Rumah.com juga terus berinovasi untuk menjadi terdepan di bidang teknologi, melalui fasilitas tur 3 Dimensi Matterport.”
Rumah.com sebagai pemimpin pasar properti online di Indonesia, katanya selalu mengambil peran aktif untuk memberikan advokasi yang berkualitas bagi konsumen sekaligus menyampaikan informasi untuk mengetahui kondisi terkini industri properti di Indonesia. (SON)