Virus Nipah Picu 2 Kematian di India, Ini Sejarah, Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

0

India, Teritorial.com – Virus Nipah kini tengah menjadi sorotan dunia. Baru-baru ini, dua warga India dilaporkan meninggal dunia akibat virus Nipah. Berdasarkan informasi di lapangan, sebanyak 706 warga termasuk 153 di antaranya petugas kesehatan India juga telah dites untuk kemungkinan adanya penularan virus.

Lantas, apa itu virus Nipah? Dan bagaimana penyebarannya? Berikut ulasannya.

Apa Itu Virus Nipah?

Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, virus Nipah adalah penyakit emerging zoonotik yang disebabkan oleh virus Nipah yang termasuk ke dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae.

Penyakit ini dapat ditularkan dari hewan, baik hewan liar atau domestik, dengan kelelawar buah yang termasuk ke dalam famili Pteropodidae sebagai host alamiahnya.

Sejarah Virus Nipah di Dunia

Penyakit virus Nipah pertama kali diidentifikasi berdasarkan laporan wabah yang terjadi pada peternak babi di sebuah desa di Sungai Nipah, Malaysia pada tahun 1998-1999 yang berdampak hingga Singapura. Dari wabah tersebut, dilaporkan 276 kasus konfirmasi dengan 106 kematian (rata-rata angka kematian: 38,41 persen).

Sejak tahun 1998 hingga saat ini, telah dilaporkan sebanyak 700 kasus pada manusia dengan 407 kematian di 5 negara, yaitu Malaysia, Singapura, India, Bangladesh, dan Filipina. Sebagian besar kasus (48% atau 336 kasus) dan kematian (58,5 persen atau 238 kematian) dilaporkan di Bangladesh.

Wabah terkini dilaporkan pada 4 Januari hingga 13 Februari 2023 di Bangladesh dengan 11 kasus (10 kasus konfirmasi dan 1 probable) dan 8 kematian (rata-rata angka kematian: 73 persen). Dari 11 kasus yang ditemukan, 10 kasus memiliki riwayat konsumsi date palm sap (getah kurma) dan 1 kasus merupakan kasus kontak erat (dokter yang merawat salah satu kasus).

Bagaimana dengan Indonesia?

Hingga saat ini, belum dilaporkan kasus konfirmasi penyakit virus Nipah pada manusia di Indonesia. Akan tetapi, beberapa penelitian atau publikasi telah menemukan adanya temuan virus Nipah pada kelelawar buah (genus Pteropus) pada beberapa negara termasuk Indonesia.

Gejala Virus Nipah

Seseorang yang terinfeksi virus Nipah akan mengalami gejala yang bervariasi dari tanpa gejala (asimptomatis), infeksi saluran napas akut (ISPA) ringan atau berat hingga ensefalitis fatal.

Seseorang yang terinfeksi awalnya akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah, dan nyeri tenggorokan. Gejala ini dapat diikuti dengan pusing, mudah mengantuk, penurunan kesadaran dan tanda-tanda neurologis lain yang menunjukkan ensefalitis akut.

Beberapa orang pun dapat mengalami pneumonia atopik dan gangguan saluran pernapasan berat. Pada kasus yang berat, ensefalitis dan kejang akan muncul dan dapat berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam hingga kematian.

Waktu timbul gejala umumnya 4-14 hari setelah terpapar virus Nipah. Akan tetapi, terdapat laporan masa inkubasi hingga 45 hari.

Rata-rata angka kematian (case fatality rate) diperkirakan berkisar 40 persen hingga 75 persen. Rerata tersebut dapat berbeda tergantung pada kemampuan wilayah setempat dalam melakukan penyelidikan epidemiologi, surveilans, dan manajemen klinis kasus.

Penularan Virus Nipah

Ada beberapa cara seseorang bisa tertular virus Nipah. Pertama, kontak langsung dengan hewan (termasuk zat ekskresi atau sekresi seperti urin, air liur, darah, atau sekresi pernapasan) yang terinfeksi virus Nipah

Kedua, konsumsi daging mentah dari hewan yang terinfeksi atau produk makanan mentah yang telah terkontaminasi dengan cairan tubuh dari hewan terinfeksi (seperti nira sawit atau buah yang terkontaminasi kelelawar buah yang terinfeksi)

Ketiga, kontak dengan orang yang terinfeksi atau cairannya (seperti droplet, urin, atau darah). Penularan dari manusia ke manusia umumnya terjadi pada keluarga atau tenaga kesehatan yang merawat pasien terinfeksi.

Cara Mencegah Terpapar Penyakit Virus Nipah

Pencegahan terhadap penyakit virus Nipah dilakukan utamanya melalui pengendalian faktor risiko. Misalnya, tidak mengonsumsi nira atau aren langsung dari pohonnya karena kelelawar dapat mengontaminasi sadapan aren/nira pada malam hari. Oleh karenanya perlu dimasak sebelum dikonsumsi

Lalu, cuci dan kupas buah secara menyeluruh sebelum dikonsumsi. Kamu juga bisa membuang buah yang ada tanda gigitan kelelawar. Selain itu, terapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti membersihkan tangan secara teratur hingga etika bersin.

Sampai saat ini belum tersedia vaksin untuk mencegah terpapar penyakit virus Nipah. Untuk mencegah terpapar penyakit virus Nipah, diimbau untuk menerapkan upaya pengendalian faktor risiko.

Share.

Comments are closed.