Selain Hoax Penganiayaan, Ini Rekam Jejak Ratna Sarumpaet

0

Jakarta, Teritorial.Com – Terbukti tidak terjadi sedikitpun penganiayaan sebagaimana yang Ratna Sarumpaet katakan di media, Mantan juru kampanye calon presiden dan wakilnya, Prabowo – Sandiaga mengaku bahwa wajahnya lebam-lebam dikarenakan operasi plastik di Rumah Sakit Khusus Bina Estetika, Jakarta, 21 Oktober 2018.

Tindakan Ratna bahkan membuat gaduh, memancing komentar orang banyak, bahkan politisi pendukung capres Prabowo-Sandiaga yang sebelumnya telah mengeluarkan pernyataan keras kini justru malah membiarkan Ratna jika memang akan dipolisikan dengan tuduhan penyebar hoaks atau berita dan informasi palsu alias bohong.

Dilansir dari beberapa media online lainnya, Tempo salah satunya, Ratna pernah ditangkap atas dugaan makar, Jumat, 2 Desember 2016, Ratna Sarumpaet adalah satu dari delapan orang yang ditangkap polisi atas dugaan makar. Selain Ratna, yang ditangkap adalah Sri Bintang Pamungkas, Rahmawati Soekarno Putri, Eko Sudjana, Alvin, Kivlan Zein, Adityawarman, Ratna dan Firza Husein.

Polisi menangkap Ratna saat menginap di kamar nomor 1402 di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat. Polisi membebaskan Ratna setelah menjalani pemeriksaan selama 10 jam di Markas Komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Gugat KPK soal Kasus RS Sumber Waras, Ratna mempermasalahkan hasil penyelidikan KPK atas pembelian lahan RS Sumber Waras yang diduga merugikan keuangan daerah sebesar Rp191 miliar. Dalam rapat dengar pendapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat pada 14 Juni 2016, Ketua KPK Agus Rahardjo menuturkan tak ada indikasi korupsi dalam sengketa pembelian lahan RS Sumber Waras.

Dia mengaku belum menemukan perbuatan melawan hukum dalam proses pembeliannya.Ratna menggugat KPK ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 6 September 2016. Ia menilai KPK tidak pernah menunjukkan kepada publik soal laporan dugaan korupsi yang dilakukan mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok belum terbukti. Ratna merasa memiliki sejumlah data pendukung yang menguatkan untuk bisa menjerat Ahok.

Mengadu ke Anies Baswedan karena mobilnya diderek, Petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta menderek mobil Ratna yang diparkir di pinggir jalan dekat Taman Tebet, Jakarta Selatan, pada Selasa, 3 April 2018. Ratna marah kepada petugas yang menderek mobilnya dan menelepon Gubernur Jakarta Anies Baswedan.

Karena tak diangkat, Ratna menghubungi salah satu staf Anies dan dijanjikan masalahnya akan diurus. Selang beberapa jam kemudian, mobil milik Ratna telah kembali diantarkan ke rumahnya. Namun, Anies mengaku tidak ditelepon Ratna, apalagi berkomunikasi soal mobil derek. Ratna terlibat cekcok dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dalam pertemuan antara Tim SAR Gabungan dengan keluarga korban tengggelamnya KM Sinar bangun di Danau Toba. Pertemuan itu berlangsung pada Senin, 2 Juli 2018.

Saat itu, Ratna yang mengklaim sebagai wakil keluarga korban yang tak terima proses evakuasi korban dihentikan. Menurut dia, seharusnya evakuasi dihentikan setelah seluruh korban berhasil ditemukan. Pernyataan Ratna langsung disanggahan keluarga korban yang berada di lokasi. Mendengar jawaban itu, Ratna sontak menghardik perempuan itu. Dia menuduh wanita keluarga korban yang setuju pencarian korban dihentikan itu dibayar. Keluarga korban membantah tuduhan Ratna Sarumpaet.

Share.

Comments are closed.