Romo Rony Resolusi Konflik Melalui Pendekatan Budaya

0

Jakarta, Teritorial.com – Ditengah erosi konflik identitas yang mengancam negeri Indonesia ini terutama jelang pesta demokrasi Pilkada dan Pilpres yang sebentar lagi akan menghampiri bangsa Indonesia. Dr. (Cand) Rofinus Neto Wuli, Pr., S.Fil, M.Si (Han) sebagai seorang akademisi sekaligus tokoh agama mengingatkan betapa mahalnya harga dari sebuah persatuan bangsa Indonesia.

Ditemui teritorial.com saat Sarasehan Alumni Universitas Pertahanan (Unhan) di Kampus Unhan, Pria kelahiran Flores tersebut mengingatkan bahwa rasa kebersamaan serta solidaritas disaat seperti ini ada hal penting yang harus selalu diterapkan oleh seganap elemen bangsa Indonesia.

Sebagai alumni Program Studi Damai & Resolusi Konflik Romo Ronny sapaan akrab beliau, menceritakan bahwa sesuai dangan kultural bangsa Indonesia ditengah keberagaman budaya, maka hal utama awal pemula konflik berasal dari perbedaan budaya itu sendiri. Maka dari itu resolusi yang tepat untuk mengakhiri sebuah konflik juga harus menggunakan pendekatan budaya.

“yang bisa diprediksikan kedapan mengenai konflik itu paling besar dari lintas budaya, dengan begitu maka solusinya harus berdasarkan pada budaya. Dengan membangun kekuatan budaya atau kultur dimasyarakat untuk menumbuhkan rasa kekitaan weness yang kemudian baru bicara solidaristas dan terakhir adalah rasa wujud kecintaan kita terhadap sesama mahkluk hidup ciptaan tuhan, tak pandang apa agamanya,” tegas Pastor Keuskupan TNI/Polri tersebut.

“Dengan apa yang kita hadapi kedepan nanti, inilah saatnya kita membuktikan tidak hanya sebagai alumni Unhan tapi bagian dari pada bangsa ini guna memiliki nilai-nila etis moral dan etos yang dapat diperdayakan guna meyelsaikan konflik horizontal melalui cara penyelesaian budaya yang dipadukan dengan ketetapan hukum yang berlaku,” ungkap Romo Rony.

Kembali mengingatkan bahwa sebagai seoarang akademisi yang dituntuk akan profesionalitas serta objektivitasnya maka hal-hal mengenai masukan, saran, bahkan penelitian tentang bagaimana mengamati sebuah konflik baik yang telah berlangsung maupun yang akan berlangsung menjadi pencapaian yang terus menerus selalu ditingkatkan.

“Kedepan negeri ini akan selalu melahirkan dinamika-dinamika baru yang bahkan perubahan itu berada diluar alam sadar kita sebagai seoarang manusia. Tentunya banyak hal yang harus dipersiapkan dibangun lalu kemudian kita kerjakan dan kita amalkan bersama. Budaya ada kalanya dapat menjadi pembeda namun besar kemungkinan juga menjadi perekat diantara kita, maka dari cara yang paling tepat menghadapi konflik dengan membangun budaya yang inclusif komperhensif meskipun berada di lingkungan yang plural,” tegas peraih Bintang Lemhanas RI tahun 2012 ini.

Terlibat dalam upaya resolusi dan rekonsiliasi bersama baik di tingkat nasional maupaun daerah dianggapnya sebagai wujud pengabdian terhadap masyarakat sekaligus tanggungjawab besar sebagai seorang hamba ciptaan tuhan yang maha kuasa. Dalam acara Sarasehan Alumni Unhan tersebut beliau duduk sebagai narasumber bersama Waaspers Panglima TNI Brigjen TNI Heri Wiranto, S.E., M.M., M.Tr. yang juga merupakan alumni Unhan program studi Strategi Kampanye Militer Cohort 1.

Dr. (Cand) Rofinus Neto Wuli, Pr., S.Fil, M.Si (Han): Akademisi yang juga Pastor Bantuan Militer & Polisi (Pasbanmilpol) Keuskupan TNI/Polri.

Share.

Comments are closed.